os211

Top 10 List of Week 08

  1. Siapa yang cepat dia dapat
    Sebuah kalimat yang sering kita dengar, dan juga sangat mencerminkan cara kerja dari FCFS scheduling. FCFS adalah kepanajangan dari First come, first served. FCFS itu sendiri adalah scheduling algorithm paling mudah untuk dipahami menurut sumber ini dan juga menurut saya. Video ini cocok bagi teman-teman yang ingin menambah referensi penjelasan sebagai pemenuhan kebutuhan akan totalitas. Namun sebenarnya, penjelasan dari PPT juga sudah cukup.

  2. Konvoi
    Disini kita membahas konvoi, namun bukan dalam artian sebenarnya. Pada FCFS sebelumnya, terdapat suatu case yang memberikan hasil yang tidak begitu baik. Case tersebut menimbulkan convoy effect. Mengapa dinamakan convoy effect, karena pada suatu konvoi, suatu unit kecil biasanya diawali dengan unit yang besar. Analogi dengan scheduling disini adalah, process dengan burst time paling besar diproses terlebih dahulu. Convoy effect ini memberikan average waiting time yang cukup besar apabila dibandingkan dengan urutan yang berbeda. Pemberian contoh pada video ini menjadikan video ini pantas dilihat dimana pada PPT tidak diberikan contoh.

  3. SJF
    SJF, kepanjangan dari Shortest Job Fair. Suatu scheduling algorithm yan lebih baik daripada FCFS karena mampu memberikan solusi daripada convoy effect. Sesuai dengan namanya, algoritma ini mengutamakan process dengan burst time yang paling singkat dari yang ada. Video ini cocok bagi anda yang ingin lebih melihat banyak contoh lain terkait SJF.

  4. SRTF
    SRTF, kepanjangan dari SJF. Mungkin, dapat saya katakan bahwa SRTF adalah pengembangan dari SJF. Pada dasarnya sama-sama memprioritaskan yang bisa dieksekusi paling cepat, namun titik pandangnya berbeda. SRTF melihat dari sisa waktu burst time pada waktu tertentu. Saya melihat video ini karena didasari kebingungan alokasi proses pada grant chart di PPT. Video nya sangat singkat namun sarat akan ilmu.

  5. (Preemptive vs Non-preemptive) + priority scheduling concept
    Dua buah istilah yang sempat dijadikan pembahasan dan juga pertanyaan quiz saat sesi synchronous. Dengan bekal kurangnya pemahaman yang didapat dari sesy sync maupun setelah saya membaca PPT OSC Chapter 5, saya pun terdorong untuk mencoba mengerti keduanya. Disajikan langsung dengan contoh permasalahan dan dengan bahasa Indonesia, merupakan hal yang sangat cocok untuk saya pahami dengan mudah dan cepat. Perbedaan keduanya pun dapat saya simpulkan, yakni untuk preemptive, sebuah proses dapat tertunda penyelesaiannya, sedangkan non-preemptive ketika proses itu dimulai, maka akan dijalankan hingga selesai, tidak seperti preemptive yang dapat dihentikan pada pertengahan.

  6. Robin just turning around again (Round Robin)
    Sesuai namanya, algoritma cpu scheduling ini sangat sesuai. Hal ini karena terdapat perputaran eksekusi proses. Maksudnya apa? Jadi proses dapat tertunda penyelesaiannya, sehingga disimpan ke dalam queue dan dieksekusi kembali. Kalo boleh saya terus terang, kompleksitas pemahaman yang saya rasakan berbeda jauh daripada apa yang saya terima dari penjelasan PPT. Menurut saya, dengan waktu yang sangat singkat hanya dengan hampir 5 menit, bisa berkali-kali lipat lebih cepat memahami daripada dari PPT yang bagi saya butuh waktu lebih dari itu. Penyajiannya juga menggunakan bahasa pribumi, dan ditambah dengan gerakan animasi. Kombinasi yang membuat pembelajaran jadi tidak begitu sulit maupun jenuh.

  7. Rate Monotonic Scheduling
    Monoton = tidak banyak dinamika. Pada konteks ini, lebih tepatnya monoton diartikan sebagai keteraturan menurut saya. Keteraturan disini ialah bahwa untuk setiap rentang waktu, thread dieksekusi sebanyak suatu jumlah tertentu. Minimnya penjelasan pada PPT membuat saya menjadi bingung mengapa terdapat waktu yang tidak dijalankan eksekusi thread, padahal pada CPU scheduling yang telah dibahas seblumnya sebegitu rapatnya. Penggunaan contoh serta dijelaskan secara singkat, mmenurut saya sangat relevan bagi mahasiswa Fasilkom UI yang notabene beban kesehariannya cukup berat, terutama dalam manajemen waktu.

  8. EDF
    EDF, kepanjangan dari Earliest Deadline First. Sifat deadline seperti pada priority pada Rate Monotonic Scheduling, namun juga tidak begitu persis dengan priority pada Rate Monotonic Scheduling. Hal ini karena thread perlu dieksekusi sebanyak n kali sebelum deadline, bukan sebelum waktu periode. Suatu sifat yang saya rasa berlaku pada teori ini ialah, deadline tidak mungkin lebih lama dari waktu periode. Dasar dari pencarian ini adalah kurang contoh yang mengakibatkan kurangnya visualisasi terkait konsep deadline pada PPT. Apabila menyukai sistem pembelajaran praktikal dan singkat, video ini saya rasa cocok untuk anda.

  9. Burst
    Term yang terkait dengan kata ‘Burst’ ini untuk saat ini, dapat dengan mudah kita pahami bahwa ini terkait dengan waktu. Term yang kita kenal terkait dengan ini adalah CPU menjadi CPU burst dan I/O menjadi I/O burst. Secara sederhana, CPU burst adalah waktu ketika terjadi CPU Execution, yakni ketika proses dijalankan oleh CPU. Sedangkan I/O burst adalah waktu ketika terjadi I/O wait, yakni ketika proses menunggu I/O untuk dioperasikan lebih lanjut. Kedua istilah ini yang pada awal perkuliahan sync menjadi topik hangat pada quiz saat itu, menjadikan saya terdorong untuk lebih mengetahunya. Sebuah sumber yang direkomendasikan salah satu asdos, membuat saya percaya bahwa penjelasan pada channel ini enak untuk didengar, dan benar begitu.

  10. Hard vs Soft
    Hard dan Soft disini dikaitkan dengan term Real time scheduling. Pada dasarnya, ini adalah jenis dari real-time scheduling. Maksud dari keduanya yakni, soft memungkinkan terjadinya delay, seperti pada audio player, video player, namun untuk yang menerapkan hard real-time scheduling system, melewati deadline adalah hal yang tidak diperbolehkan, seperti pada satelit, dsb. Pembahasan terkait ini sebenarnya cukup dengan yang ada di PPT, namun jika ingin melihat lebih banyak contoh sistem yang menerapkan soft maupun hard, ini bisa menjadi salah satu referensi.